MEMBANGUN KETAHANAN LOMBOK DARI DESA “Sharing Pengalaman Penanganan Gempa Lombok”

image
By Admin K3L On Friday, January 11 th, 2019 · 3:25 pm

Lombok [ 9/01/19 ], Latar belakang kegiatan ini berdasarkan kejadian bencana gempa bumi yang beruntun mengguncang Lombok menyebabkan korban jiwa dan kerusakan bangunanterus bertambah. Gempa dengan kekuatan 6,4 SR pada 29/7/2018 yang kemudian disusul gempa 7 SR (5/8/2018), 6,5 SR (19/8/2019 siang) dan 6,9 SR (19/8/2018 malam) menimbulkan guncangan keras dibeberapa wilayah di Lombok, sampai saat ini gempa masih terus terjadi dengan intesitas dan kekuatan yang terus menurun.

Gempa bumi ini berpusat di darat di dekat Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok Timur. Dengan memperhatikan lokasinya dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di seluruh Pulau Lombok, Pulau Bali dan Pulau Sumbawa. Guncangan terkuat berada di seluruh wilayah Pulau Lombok terutama Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa Barat serta Sumbawa Besar berupa guncangan V-VI MMI. Sedangkan di Pulau Bali dirasakan kuat berupa III-IV MMI. Serta di Bima III MMI.

Berdasarkan data terakhir yang dikeluarkan oleh BNPB, dampak gempa Lombok, hingga saat ini (29/8/2018) tercatat 562 orang meninggal dunia, 1.469 orang luka-luka, dan 396.032 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 83.392 unit rumah rusak, dan 3.540 unit fasilitas umum dan fasilitas sosial rusak. Diperkirakan kerusakan dan kerugian mencapai Rp 7,7 trilyun. Pemerintah sendiri telah menyalurkan bantuan lebih dari Rp 1,2 Triliun, bantuan ini digunakan untuk perbaikan rumah dan juga digunakan pemberian santunan bagi para korban.

Upaya mempercepat perbaikan rumah terus dilakukan. 20 unit rumah contoh dengan teknologi tahan gempa RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) diperkenalkan oleh Kementerian PUPERA. Kementerian PUPERA juga mengerahkan 400 orang insinyur untuk membantu percepatan pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi. Walaupun di tengah trauma yang belum selesai, kemudian Indonesia dihadapi oleh bencana gempa, tsunami dan juga likuifaksi di wilayah Sulawesi Tengah, sehingga perhatian pun mulai terpecah.

Bencana selalu akan mengembalikan wilayah ke titik nol, perekonomian mengalami penurunan sehingga dibutuhkan berbagai cara agar masyarakat dapat cepat bangkit kembali. Bencana gempa, tentu meninggalkan rasa trauma bagi masyarakat yang mengalaminya, sehingga dibutuhkan upaya kreatif untuk menghidupkan kembali daya ungkit masyarakat.

Perkumpulan Skala bekerjasama dengan Sampoerna Untuk Indonesia, bersama-sama BPBD, Dinsos NTB serta masyarakat Lombok Utara, Lombok Timur dan Barat, mengembangkan program Lombok Bangkit, melalui pembangun fasilitas umum, fasilitas sosial serta pendampingan di 4 desa, saat ini perlahan masyarakat mulai bergeliat.

Adapun sebaran lokasi program kegiatan Lombok bangkit antara lain Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Desa Selengen, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat. Empat desa tersebut mendampatkan fasilitas bantuan program berupa Tersedianya empat puluh Tenda pleton kapasitas dua puluh orang sebagai aset desa, untuk dijadikan tempat pengungsian sementara, Tersedianya delapan Unit Fasum dan Fasos dalam bentuk bangunan Serambi serbaguna dan bangunan berugak, dua puluh delapan toilet umum untuk empat desa, empat paket sanitasi dan pipanisasi air untuk empat desa, Terselenggaranya kegiatan dukungan psikososial sebanyak dua belas kali pertemuan, Pembentukan forum Kampung siaga bencana tingkat desa yang dapat menjadi indikator terbangunnya desa tanggap bencana sebanyak empat kali petemuan untuk empat desa dan bimbingan teknis tata kelola fasilitas umum dan fasilitas sosial sebanyak empat kali pertemuam untuk empat desa.

Dalam kegiatan ini Universitas Indonesia diundang sebagai narasumber dengan berbagi pengalaman saat menangani gempa di Lombok serta sharing cara yang tepat saat menangani gempa. UI mengirim perwakilan dari UPT K3L Koordinator dari Emergency Response yaitu Ibu Devi Partina Wardani, SKM., MKKK. sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut dengan tujuan mendampingi masyarakat supaya bangkit kembali dari trauma gempa bumi yang cukup lama mengguncang Tanah Lombok. Semua Narasumber diberikan Piagam Penghargaan langsung Wakil Bupati Lombok Barat.
  dewi88

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *